Minggu, 24 Mei 2015

sekilas cerpen


Kemenangan bersama kenangan terindah
23 mei 2015

            Kebersamaan dalam satu kelas, akan mulai habis oleh karena itu sekolah mengadakan perkemahan akhir tahun. Kini ku mulai merasakan pertemanan yang setia. Walaupun aku kadang tak bisa akur dengan teman ku tapi di sini aku mulai merasakan pertemanan kembali.

            Siang yang sangat panas Aku, Anto, dan Yudi mengantarkan bambu kesekolah untuk di gunakan untuk membuat gapura depan tenda. Panas yang terik begitu aku mempersiapkan membuat gapura sama Anto dan Yudi. Panas dan lemas hilang dikarenakan kita sama – sama bekerja.
“ahhh, panas Yud – Yud !” kataku sambil mengeluh.
“kita harus semangat Lix! Semangat !!!” kata Yudi.

Setelah pembuatan gapura yang sangat sulit dan lama sekali aku pun pulang untuk istirahat sebentar agar nanti waktu perkemahan tak sakit.setelah bangun dari tidur istirahatku aku langsung mandi dan sesudah mandi lalu berangkat sambil membawa peralatan perkemahan. Setelah sampai di area perkemahan aku pun tak lupa bersalaman agar mempererat pertemannan dalam satu kelas.
“dari mana aja kau, ni loh buat gapura jangan egois di taruh di depan tenda mu sendiri !!!” kata Duma sambil marah, dia adalah teman ku satu  kelas yang wataknya kaku sekali.
“ya egois, huuuuuuuuuu, Lix – Lix!” kata semua teman tenda sebelah yang masih teman satu kelas.
“emmmm, maaf semua !” kata ku dengan sangat lelah dan suntuk.

            Bunyi peluit memperintahkan siswa untuk berkumpul ke lapangan upcara pembukaan perkemahan. Aba  - aba siap di teriakan oleh kakak pramuka, dan mengambil aku tuk di jadikan mewakili dari teman semua untuk memenerima tanda peserta perkemahan. Aku pun takut dan lelah, tapi biarlah. Aku malu sekali karena aku tidak terlalu pintar baris berbaris. Akhirnya aku di gantikan oleh siswa lain yang lebih mengerti baris – berbaris dari pada aku. Malu dan sangat lelah yang aku rasakan saat mengikuti upacara. Upacara pun selesai, siswa pun di beri tugas untuk mengikuti berbagai perlombaan. Aku dan Adit mengikuti lomba kreatifitas.
            “ayoh Dit, keburu habis waktu yang di berikan dan masih banyak lomba yang belum kita ikuti !” kata ku sambil sangat gugup.
            “santai aja, nggak usah menggesah nggesahkan aku. Nanti hasilnya jelek !” kata Adit sambil melihatkan sikap istimewanya yang selalu santai dalam menghadapi suatu kegiatan.

            Setelah berbagai lomba kami ikuti dan akhirnya selesai. Kakak pembina memberikan waktu untuk beribadah dan beristirahat. Kami satu kelaspun beribadah bersama dengan sangat akur dan saling akrab.
            “heh Lix, kemah begini nggak usah di fikir terlalu serius, buat santai aja. Ini untuk kenangan kita semua. Nggak mungkin nanti kita kelas 11 kembali seperti ini dan melakukan perkemahan lagi.” Kata Adit dengan berjalan ke tempat tuk beribadah.
            “ya juga Dit. Santai aja bro, hehehehehehe .” Kata ku sambil tertawa.

            Setelah beribadah, kami pun beristirahat di tenda. Lama kelamaan peluit memanggil semua siswa berkumpul untuk pemberian materi dan persiapan untuk api unggun. Saat pemberian materi aku pun malas memperhatikan dan aku bersenda gurau dengan Hani, Asiyah, Andriani, dan Lia. Biasa saat aku kesepian aku bersenda gurau dengan temen temen ku perempuan. Hehhehehehe, itu mengasyikan buatku dan membuat ku merasa tentram.
            “hih, apa sih Lix ?”kata Hani dengan sambil marah, karena aku gelitiki.
            “eh, kamu loh nulis apa? Ga usah nulis aja, hehehehe.” Kata ku.
            “heh, ke belakang sana loh! Di marahi sama kakaknya nanti. Cowok ga boleh deket cewek. Ngerti ga?”kata Lia sambil marah juga.
            “ apa loh ikut – ikut aja!” kata ku sambil bersandiwara marah, soalnya Lia kalau saat marah menggemaskan, hehehhehehehehe.

            Pemberian materi selesai selanjutnya api unggun dan pensi. Saat api unggun sudah di nyalakan, aku pun dan temenku Abiel yang akan pensi stand up comedi ga tau urutan yang kedua.
            “Lix gimana?” kata Abiel ssambil gugup dan takut.
            “santai aja kita pakai prinsipnya Adit, Bil!” kata ku sambil bergaya.

Akhirnya tiba nama kelas kami yang di panggil untuk pensi. Kita pun siap ga siap maju padahal belum siap.
            “inilah persembahan dari teman kalian dari kelas Mia .” kata sambutan dari kakak pembimbing.
            “selamat malam para pujangga yang duduk disini.”kata sambutan ku pada teman.

Abiel pun demam panggung dan Aku pun juga bicara ku yang tadinya ingin Stand Up Comedi ga tau jadi berimotivasi. Malu sangat malu aku, pertunjukan pun selesai di gantikan pensi dari kelas lain. Aku sangat malu dengan tema ku yang di katain gak jelas itu tadi. Aku lelah dan aku berbaring sama teman satu kelas.
            “ An tidur sini aja, kamu perhatiin  pensi itu kapan selesainya, aduuh”kata ku sambil ngomel – ngomel.
            “ngomel aja kamu ini, ini loh ada arang kamu makan gimana ? dari pada ngomel – ngomel!.” Kata Anto.
            “sudahlah terserah kamu.”kata ku dengan lelah.
Tapi lama – kelamaan aku tinggal berbaring pensinya selesai dan akhirnya di silahkan untuk pergi ke tenda dan tidur.

            Setelah di tenda dan mau tidur, kami setenda masih sempat bersenda gurau.
“aduhh, capek Yud, eh siapa yang sudah berangkat dialam mimpi duluan dia yang menang ?”kata ku sambil senda gurau.
           
“alah, bilang apa sih loh, dari tadi ngomel aja?” kata Anto.
           
“eh, orang Anton sudah tidur duluan. Apa itu nggak Curang ?”kata Yudi.
           
“eh bangunin. Nggak adil tuh namanya.” Kataku.
           
“eh, jangan ngawur aja, sudah tidur semua. Besok biar nggak lemas.”kata Adit.
           
“heeehh, bisa diam nggak, mulut apa pintu tenda seh !!!” kata ku sambil nggak bisa tidur sebab tenda sebelah tenda ku sangat ramai membuat aku sangat marah.
           
“eh sudah – sudah. Tidur Lix jangan di perhatikan, tuh anak – anak yang kurang perhatian.”kata Adit yang mengingatkan ku tuk tidur.
Kami semua tidur lelap sangat lelap sekali.

Suara peluit dan mikrofron yang di bunyikan kakak pembing sambil berkeliling tenda untuk membangunkan siswa. Aku dan kawan – kawan pun bergegas untuk pergi kelapangan. Setelah di lapangan, kakak pembimbing mengatakan “ silahkan yang tidak lengkap pakiannya dan tidak memakai tanda pengenal. Silahkan push up.” Kami pun banyak yang lupa untuk memakai tanda pengenal, sehingga kami satu tenda harus push up bersama. Setelah push up, kakak pembimbing menyilahkan untuk siapa yang belum beribadah untuk beribadah dan untuk siapa yang belum mengikuti lomba disilahkan untuk lomba. Kami pun satu tenda pun sudah mengikuti lomba, tinggal beristirahat saja. Aku dan Adit pun duduk sambil melihat siswa putri senam. Di situ banyak siswa putra yang sudah lomba juga melihat.
“Dit, lihat Dit sungguh mulianya ya bisa di semangati sama cewek yang kita punyai se SMA lagi?” tanyaku pada Adit.
“ya, jelas dong. Lix ni aja pacar ku nggak aku beri kabar dari kematin kalau aku kemah.” Jawab Adit sambil bermain hanphone membalas sms dari pacarnya.
“ kamu enak ada yang bisa di kabari dan bisa menyemangati kamu setiap saat Dit. Lah Aku siapa yang aku kabari, hoooohL” kata ku sambil aku sedih melihat cewek – cewek yang cantik lagi senam itu.


Peluit memanggil semua siswa lagi untuk makan pagi dan penutupan untuk pulang. Setelah makan pagi dan membersihkan lingkungan. Kami pindah di depan Ruang media untuk mendengarkan pengumuman pemenang lomba. Ternyata dari kelas kami hanya mendapat juara cerdas cermat dan juara umum. Aku pun juga turut senang atas kemenangan itu kami berfoto – foto untuk kenangan esok. Semoga ini menjadi kenangan terindah kawan.
ingat selalu persahabatan yang selalu membuat kita semangat

kenangan terindah bersama kalian.



Rabu, 06 Mei 2015

sekilas cerpen

sekilas cerpen

Kerbersaman Untuk  Menjadi yang Terbaik

            Pagi yang cerah, walaupun tanpa penyemangat aku pun bercoba tuk ber semangat di hari hari ku. Suatu pelajaran yang paling membosankan dalan hidupku dan sungguh paling membuatku menyerah dalam melaksanakan tugasnya. Pelajaran itu adalah kesenian, yang membuatku menjadi tak sanggup menjalani tugasnya yang terlalu sulit yang harus dilakukan oleh diriku. Saat itu guru kesenian ku memberikan suatu tugas dan tugas itu adalah membentuk suatu kelompok dan ditugas untuk menari.
“ya ampun. Beh, tugasnya aneh banget  anak cowok disuruh menari, kiraiin mudah gitu ?” kata didalam hatiku mengatakan dengan begitu kesal.

            Satu kelompok yang mengesalkan terbagi kelompok dengan cewek yang jika melihat aku merasa ilfil , entah gimana gitu.kelompok itu beranggotakan yaitu tika, tika yaitu cewek sesikap dengan aku , dia merasa rendah hati jika dia direndahkan oleh orang lain. Laila, dia cewek yang lucu dan sungguh enak kalau dikerjain, dan jarang sekali untuk marah. Lia , dia cewek yang manis, lucu, dan sungguh enak jika di kerjaiin sering ngambek , dan sering marah walaupun marah itu hanya bercanda maksudnya marah yang berjangka waktu. Hani, cewek yang cantik, sukanya marah jika dikerjain temannya, dia sering ngambekan gitulah. Adit, inilah teman cowok ku yang paling dekat dengan ku, dia punya sifat yang sabar dan mudah bergaul dengan temannya dan bersifat independent, ingin berkembang maju di suatu kelompoknya. Aku pun terpasa juga untuk melakukan latihannya , walaupun begitu biarkan sajalah, turuti aja demi nilai yang bagus. Latihan menari pada suatu hari pun di mulai setelah pulang sekolah.
            “hah,  males males !” kataku dengan yakin bahwa itu khayal untuk bisa aku lakukan.
            “males – males, yaudah to latihan sana buat group sendiri !” kata Hani sambil mengomel – ngomel.
            “masak to lix, ingin seperti kelompokmu yang dulu nggak maju? Apa nyerahan gitu?” kata Lia sambil menasehati ku gitu.
            “ya lix, bisa lix, santai aja fren nyantai aja kayak aku !” kata Adit yang menyemangati ku , dia sangat santai dan yakin.
            “ya udahlah, oke , hem !!! ayoh ??” kata ku dengan sambil menghembuskan nafas dan merasa kurang yakin, bahwa ku pasti nggak bisa.

            Latihan pertama pun diawali, walaupun aku kurang kompak dalam melakukannya. Setiap pulang sekolahan pun berlatih dan berlatih. Dengan lama kelamaan aku merasakan inilah pertemanan dan inilah kekeluargaan dalam suatu teman ada yang mengingatkan, ada yang menghina tapi hinaan untuk aku bangkit , dan mengajak ku untuk harus bisa melakukan masalah yang nggak aku bisa.

            Saat itu di sekolah aku dan temenku Adit menghadiri pembimbingan yang menjelaskan tentang Otoritas Jasa Keuangan yang di undang dari guru Ekonomi ku. Acara itu di awali pukul 08:00 WIB sampai pukul 16:00 WIB. Kegiatan tersebut membuatku lelah dan sangat bosan untuk melakukan latihan buat besok tampil ke Gazebo ( ruang tempat untuk apresiasi seni). Setelah kegiatan itu selesai, aku dan Adit saling bertanya.
            “gimana dit ? nanti latihan nggak ?males aku lelah dit, lagi pula lama  dan sudah sore untuk latihan.” Kata ku dengan sangat lelah sekali.
            “ya latihan to lix, gimana besok sudah di mulai pentas tarinya! Nanti kamu latihan ke rumah Tika dulu, aku mau eskul dulu dan nanti aku nyusul.” Kata Adit.
            “okelah  !” kata ku dengan sangat lelah.
            Aku pun pergi kerumah Tika, setelah dari desanya aku lupa lokasinya yang mana. Sambil mengendari motor aku pun sms Laila.
            “gimana ni, aku lupa lokasi nya rumahnya Tika?” smsku dengan sangat kesal.
            “di desa Mojorembun Rt 01, Rw01, mas brow !”jawab smsnya.

            Aku kaget dan sangat kesal sekali, itu soalnya tadi yang di sms balesannya Laila itu alamat rumahku sendiri. Aku pun kesal dan kembali kesekolah dan memberi kabar Adit.
            “sudah Dit – Dit. Pulang aku temen – temen malah bercanda padahal aku srius dan ingin keburu latihan.” Kataku dengan lelah dan ingin pulang.
            “yaudah , kalau gitu nanti besok aku beri tahu sendiri dan aku latih geraknya, santai aja!!! Maksudnya lo dah capek, ditanya jawabnya gitu ” kata Adit dengan sangat marah dan kesal dengan teman satu kelompok tadi.

            Aku pun pulang, setelah pulang dan mandi aku pulang ke rumah pamanku. Pamanku bertanya padaku.
            “tadi, apa nyasar?” tanya paman.
            “loh, kok tahu paman ?!” jawabku sambil terkejut.
            “ya, tadi kamu sms gitu ke nomerku.” Kata pamanku dengan mengingatkan aku.
            “hah, masak to, ya tuhan. Makanya kok di isi alamat rumahku.”kata ku dengan heran dan nggak menyangka semua itu.

            Saat di sekolahan, saat itu aku masuk di kelas habis dari koperasi membeli air meneral dan melihat Adit sedang marah – marah dengan Laila. Dia marah – marah dengan konflik kemarin.
            “aku ini capek – capek. Pagi sampai sore cuma duduk , capeklah ditambah kamu bicara gak jelas jawab sms yang nggak pasti, gimana coba? Ha!!!” kata Adit dengan sangat marah.
            “eh, la kamu lo kemarin sudah di tungguin mereka sungguhan Dit. Di rumah Tika.” Kata satu temenku cewek yang berusaha untuk menenangkan Adit.
            “kamu diam , kamu ini nggak kelompok ku , kenapa ikut – ikut urusan kami? Ha?!!!” kata Adit dengan tambah emosi.
            “he....he...he, maaf di kemarin itu bukan Laila yang bales, kemarin aku yang salah kirim dan ternyata aku kirim sms ke nomor pamanku sendiri.” Kata ku sambil menenangkan Adit.
            “loh, gimana sih loe lix!!! Ahh??” kata Adit dengan sangat marah sampai migrannya kambuh.

            Aku menyadari kesalahan ku dan aku baru mngetahui kemarahan Adit, biasanya dia nggak pernah semarah sampai migran begitu. Berhubung migran Adit kambuh, dia nggak bisa ikut tampil, dan juga  kelompok kami memutuskan untuk tampil minggu depan. Pak guru bun mengatakan “kalian boleh tampil minggu depan tapi kalian harus tampil semaksimal mungkin”. Di saat itulah kami mulai serius dan serius. Aku yang tadinya nggak hobi menari dan nggak bisa menari , nggak tahu kenapa aku ingin bisa dan ingin harus bisa menari. Di saat setiap pulang sekolah kami latihan berturut – turut. Berlatih dengan canda dan tawa, di situlah aku merasakan bahwa keberhasilan  atau impian dalam satu kelompok itu butuh kekompakan. Di saat canda dan tawa aku pun merasa memulai semangat baru untuk bersemangat kembali yang membuktikan aku tanpa pasangan aku bisa kembali bersemangat walaupun  semangat itu dari kawan – kawanku.
“ilik, ilik, ilik.” Aku mengerjain Lia saat istirahat melakukan latihan.
            “iiih, apa sih kamu, rasa in nih, iiiih.” Kata Lia sambil mau mencubitku.
            “stop kamu menyentuh aku , kamu aku cium, hahahahahahaha.” Kata ku sambil ketawa dan menjaili dia.
            “hahhh? hiiiiiiii, gila deh kamu.” Kata Lia sambil ilfil denganku.
            “hahahahaha, makanya jangan sentuh aku.” Kata ku sambil ketawa dan bercanda.

            Setelah istirahat, latihan  pun kami awali sampai bisa dan sampai bagus dari kekompakan itu terlahirkan di kelompok kami. Kami semua berlatih dengan sangat srius dan bersungguh – sungguh. Latihan pun selesai, matahari pun mulai sembunyi dan deselingi bulan datang. Aku pulang dengan Adit sambil menghatarkan Adit mengambil montornya di bengkel. Setelah itu, kami pulang dengan santai untuk persiapan tari besok.

Malam pun berganti pagi, saat pelajaran seni budaya di mulai, kami satu kelompok berusaha tampil sebagus dan sekeren mungkin. Aku pun juga bersemangat dan terlalu bersemangat membuat aku menjadi hampir jatuh terpeleset dikarenakan lantainya licin. Aku pun malu dan aku langsung alihkan pemandangan temanku  dengan gaya gak jelas (tari jaipongan) semua temenku jadi tertawa melihat gayaku. Kami sekelompok sudah menyelesaikan tugas dari pak guru dan kami merasa gerakan kami lumayan bagus, tapi belum puas dan ingin mengulangnya yang lebih baik lagi.