Postingan

Sajak Yang Terpenjara

Gambar
Tinta tertulis rapi di pagi ini  Tertulis bait nan indah tercipta  Heran tertulis amat rapi, tidak seperti nyata  Fiksi memang membujuk kharismatik Mengapa terheran heran benak ini  Dalam tinta sepenuhnya ku tuliskan  Pena tak letih berjalan diatas kertas kosong  Kata tersusun dalam benak diatas lembaran Tuhan mencerahkan bait-baitnya  Tersirat dalam makna setiap terbaca oleh hati  Bahkan kecerdasan sesingkat ini terkadang terdustai  Alangkah tinta pena tersirat ini dihargai Akan ku tuliskan beribu-ribu kiasan  Kau simpan tak bisa- bisa penuh dalam koper  Hanya selembar kertas tertulis makna beribu-ribu  Hanya gagasan belaka penuh makna.. Tercucur harapan usang bahkan lebih baik koran bekas Globalisasi seperti ancaman hak tinta ini berkata  Berkata dalam sajak tak termakna, terhambat usang Itulah mengapa banyak benak tak tersirat dalam karya Percuma, dustalah era globalisasi bagi sastrawan Terlinang airmata did...

Estetik Kegabutan

Gambar
Sebait sajak terucap Perlahan lahan berjalan dalam benak Sekali merayap terhenti sejenak Terdiam, terpuruk di omega kegabutan Malas malasan diatas daun talas Menggelinding tanpa arah tujuan Kata kata tanpa batas bagai angkasa Bintang pening dalam kegabutan Asik musik setiap suasananya Tekat tekun tercipta namun tak terhalang Pagar kemalasan itu menghalanginya Seperti terjebak di sebuah rawa kemalasan Tolong Meminta tolong merintih ingin beranjak Rawa sialan yang menjadi beban dalam optimis Semakin ditarik bangkit semakin menggelinding Diatas daun talas ..

The Gray Rose

Gambar
Gray Rose Lies in a feeling cloaked in darkness Lies and betrayal — the silent witnesses between us Pierced by a fragrance so alluring, so deceiving A sweet scent I thought came from its bloom Petals as lovely as lanterns aglow Appearing like beauty in a shared dream of hope But the bloom’s youth fades, timed like light itself Memories wilt its grace Its thorns fall, stripped of purpose Withering like time spinning on the axis of ages Beauty is never meant to be eternal

Curhatan Sajak Pagi

Gambar
Mentari terbit di timur fajar Nada alunan radio berayun ayun Terbuka mata hati pun merasakan nyaman Oh.. pagi indah dalam mood yang berbunga Meja berserakan tetapi tak untuk mood Alunan nada berusaha menopang kantuk Imajinasi mirip kayu bakar yang baru nyala Pena masih tergeletak enggan dia bangun Semakin tinggi mentari pagi ini Kopi hangat asapnya melambai-lambai Terinspirasi dari kombinasi kopi dan susu bubuk Tinta mulai tertulis perlahan jua dibenakku

Selangkah Asa

Gambar
Langkah perlahan Debu berterbangan dalam nafas  Lantas memperberat sebuah langkah melaju  Laju terhambat namun asa tetaplah berputar Jari jari keriting mengingat simbol sajaknya Mata terpejam dalam pinta yang dalam Bukan aku trauma dengan sebuah hambatannya Tetaplah melaju perlahan dengan siput itu Siput melaju dengan pasti dapatkan kemenangan Tak kenal menyerah walau berjalan sangat pelan Kepastian ada dalam usaha dari usaha bergebu - gebu Yakin dalam asa dan usaha yang membara

Kakek Buyut Sang Pengukir

Gambar
Pengarang oleh Cahyon Elix’s   Selembar foto memulai awal kisah, aku merindukan bahwa kasih sayang keluarga adalah harta yang paling sangat berharga. Terkumpul dalam suatu album aku membukanya. Saat aku duduk di atas sofa ruang tamu terkenang memori lampau kian berputar. Aku dan anak laki – laki ku yang berusia 7 tahun melihat albumnya. Kiranya anak laki – laki itu adalah kakak laki – lakinya dan tertawalah dia.          “ayah ini kakak Arjun ya?” tutur Arjun anak laki – laki ku.          “hehe. Bukan.” Jawabku dengan tersenyum.          “lah lantas siapa ini ayah ?”          “itu waktu ayah masih kecil juga seusia kamu.” Jelasku.          “aduh enaknya ini sama kakek ya?” tanya Arjun.          “bukan, itu sama kakek buyutmu. Kita lag...

The Writer

Gambar
Cerpenis : Cahyon Elix’s Perasaan semangat setelah aku menyelesaikan satu karya tulis ku dan ingin ku perlihatkan pada teman perempuan ku yang biasanya membaca karya ku. Namun akhirnya kesenangan itu berubah menjadi badai yang membuat pohon imajinasi di perasaan ku tumbang. “El mau lihat hasil karya tulis ku ?aku bikin cerpen baru lho hari ini.” “hem coba lihat.” Ucap Elsa seolah di sangat cuek pada ku. “ya ini.”ucapku sambil senang sekali saat itu. Beberapa menit setelah membacanya Elsa mengasihkan kembali karya ku dengan respon yang datar. Eka temen Elsa sebangku memanggilnya dan karya tulis ku di abaikan begitu saja.  “Biasa aja ini. Ya Ka tunggu benar ka !” ucap Elsa yang menghasilkan karya ku  seolah ekspresi amat datar sekali dan berlari pergi ke kantin dengan Eka. Itulah kenapa aku menjadi sangat jauh saat itu. Masalahnya itu yang membuat mood ku turun secara drastis.  Siang dimana saat mentari di sudut 120 derajat dan mengakhiri pelajaran di sekolah. K...