"Apa yang sedang akan kau karang tuan?"Ujar imajinasi kertas bicara.
"Entah bahkan aku terlalu banyak konsep yang berterbangan dalam angan ku saja. Apakah dirimu juga merasakan kebisingan yang hebat disetiap harimu ?" Sahut ku kepada kertas putih yang hanya ada garisan dari pabrik.
"Tentu aku tak tahu tuan. Lantas apa aku di ciptakan pabrik aku hanya kertas kosong yang akan bertugas menampung tulisan mu. Jika aku sudah terisi bahkan aku tidak untuk di jual di toko buku yang di butuhkan untuk menulis. Melainkan aku akan di jual di loakan dan di gunakan hanya untuk membungkus makanan di pasar pasar atau pedagang kaki lima yang menjual gethuk." Ujar kertas kosong.
" Oh begitu kah bahkan manusia seperti ku tak dapat sepandai dirimu bahkan engkau hanya kertas kosong yang ada harganya di toko toko." Ujar ku dengan menunjuk garis garisnya di buku.
" Bahkan jika terlalu banyak coretan akan kah aku semakin cepat untuk di buang bahkan akan berakhir di tong sampah atau di bakar untuk ibu rumah tangga memulai memasak dengan tungku api." Ujar kertas kosong.
Setelah kami berdebat dalam gaib hanya di sebuah angan kami berdebat. Sambil aku mengobrol dalam imajinasi aku menulis dengan hati - hati dan ku coba tanpa coretan. Agar lebih berharga tulisan ku yang aku butuhkan. Andai imajinasi ku dapat mengimajinasikan bahwa kertas kosong pun dapat berpendapat pada tuannya.
"Bahkan aku adalah korban dari pemikiran mu yang kadang tak berbuah hasil hanya kau gepal aku dalam genggamanmu dan kau lempar pada tong sampah... Pernahkah dirimu berfikir ada banyak pohon yang berkorban atas perilakumu itu tuan tuan ku."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar