Heboh karena
paksaan yang menentang
Setelah mengetahui nilai danum yang sangat cukup untukku melanjutkan ke tingkat SMP. Waktu itu
sempat bertengkar pada orang tua tentang pendapat yang berbeda.
“pokok nya ,ntar aku mau kesekolah yang aku impikan buk, di SMP yang ada nama kotanya !” kata ku sambil marah semu kesal, karena setelah ternyata aku nggak di setujui di sekolah yang tingkatnya favorit.
“ hoalah, to yo yo, mbok yo di dekat – dekatan sini aja, kalau hujan nggak kehujanan, kalau rio dapet peringkat ibu mudah ambilnya, kalau ibu waktu penerimaan rapor deket juga.” Kata ibu sambil menasehati ku.
“ masak to buk – buk sekolah TK di sini , SD di sini, SMP nya di sini juga , ayo dong buk , ahhh turuti apa mau ku, ya.” Kata ku sambil merengek – rengek.
“ pokok nya nggak setuju !” kata ibu.
“ RIO ?????” tiba – tiba bapak memanggilku dengan sangat lantang.
“ya, paaaaak ? (aduh, ya kan kena marah dari bapak lagi) sambil menjawab hatiku bilang yang nggak jelas itu.
“ sekolah di sana sini itu sama saja tergantung niat orang yang jalanin, yo !” nasehat bapak kepada ku.
Itulah bapak ku nasehatnya minta ampun, buat ku mati langkah.
“ ya, dah , okelah pak buk di sini ya disini, tapi esok jika aku lulus tingkat ini aku akan kawasan ke SMA kota ya buk pak .” Kata ku dengan rasa terpaksa.
Akhirnya , perkara itu selesai , ya aku turuti lah kemauan orang tua ku sekolah di dekat rumah ku.
“pokok nya ,ntar aku mau kesekolah yang aku impikan buk, di SMP yang ada nama kotanya !” kata ku sambil marah semu kesal, karena setelah ternyata aku nggak di setujui di sekolah yang tingkatnya favorit.
“ hoalah, to yo yo, mbok yo di dekat – dekatan sini aja, kalau hujan nggak kehujanan, kalau rio dapet peringkat ibu mudah ambilnya, kalau ibu waktu penerimaan rapor deket juga.” Kata ibu sambil menasehati ku.
“ masak to buk – buk sekolah TK di sini , SD di sini, SMP nya di sini juga , ayo dong buk , ahhh turuti apa mau ku, ya.” Kata ku sambil merengek – rengek.
“ pokok nya nggak setuju !” kata ibu.
“ RIO ?????” tiba – tiba bapak memanggilku dengan sangat lantang.
“ya, paaaaak ? (aduh, ya kan kena marah dari bapak lagi) sambil menjawab hatiku bilang yang nggak jelas itu.
“ sekolah di sana sini itu sama saja tergantung niat orang yang jalanin, yo !” nasehat bapak kepada ku.
Itulah bapak ku nasehatnya minta ampun, buat ku mati langkah.
“ ya, dah , okelah pak buk di sini ya disini, tapi esok jika aku lulus tingkat ini aku akan kawasan ke SMA kota ya buk pak .” Kata ku dengan rasa terpaksa.
Akhirnya , perkara itu selesai , ya aku turuti lah kemauan orang tua ku sekolah di dekat rumah ku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar