Tegarlah Untuk Bersabar
Diri
Senin, 06 juli 2015
Saat mentari
datang di pagi hari ku yang malas untuk bangun pagi. Kini ku merasakan sakit di
bagian kaki dan tangan ku yang kecapekan membantu orang tua, setiap aku bangun
tidur. Walaupun hari – hari ku sepi tanpa penyemangat yang istimewa, aku pun
tetap bersemangat. Semangat pagi ku tetap saja bertahan.
Pagi yang
dingin, mendinginkan kaki ku. Tetapi sebagian atas tubuh ku merasa panas. Walaupun begini aku pun tetap saja berusaha
untuk bangun dari ranjang tidurku. Setelah bangun dan cuci muka, aku pun
berangkat. Saat aku bekerja membantu bapak ku , aku pun merasakan lelah di
bagian pinggang dan punggung ku. Tetapi dalam hati ku paling dalam berkata “sabar
dan tegarlah nantinya hanya dirimu sendiri yang tahu hasilnya. Walaupun tidak
ada sesosok bidadari yang datang menyemangatimu , kamu tetap semangatlah. Semangat
!!!” itulah bunyi sorak dalam hati kecilku.
Pagi,
siang dan kini pun berganti sore yang waktunya untuk pulang beristirahat. Aku pulang
dan mandi , setelah itu aku berbaring sejenak untuk menejenakkan otot pinggang
ku dan punggung ku yang kaku itu dapat lemas kembali. Sambil berbaring aku pun
berfikir “inilah jasa seorang anak apalagi jasa menjadi seorang orang tua yang
menahan sakit untuk mencukupi kebutuhan dalam keluarganya. Jika dalam keluarga
itu bapak dan anak sakit , disitulah peran anda menjadi bapaknya. Disitu dalam
keluarga anda sedang krisis ekonomi juga. Apakah anda ingin berobat untuk diri sendiri? Dan
Apakah anda akan berobat anak anda?” itulah pentanyaan di dalam hati ku yang
membuatku tegar kembali. Lama kelamaan ibu ku membukakan pintu kamar ku.
“Le, ni
loh pentol sama kripik . adek mu nggak mau, mau nggak kamu?” kata ibu ku sambil
membuka pintu kamarku.
“nggak,
mulut ku terasa pahit buk. Dan juga badan ku terasa sakit semua. Biarku pakai
berbaring saja.” Kata ku sambil berbaring dalam keranjang kamarku.
“yaudah
, nanti biar di makan sama bapak mu.” Kata ibuku sambil menutup kembali pintu
kamar ku.
“ya
buk.” Jawab ku kepada ibu ku.
Aku berbaring sambil mendengarkan instrumen
kesukaan ku dari film kesukaan ku “you’re the apple of my eyes”. Sambil mendengarkan
instrumen, diriku menjadi merasa iri pada teman – teman ku yag selalu di
dampingi penyemangat khusus ( pacar), tetapi mereka malah berfikir yang kekanak
kanakan, kadang juga buat mainan , kenapa kok ngga di buat motivasi dalam
dirinya dan aku berfikir “kenapa banyak anak yang bersekolah Cuma sebagai
identitas saja, kadang juga di pakai membolos. Padahal orang tua nya pun
bersusah payah menyekolahkannya. Semoga anak – anak seperti itu akan sadar
dengan kehidupannya yang sebenarnya.
Di keranjang
kamarku yang hangat itu, aku sejenak untuk memejamkan mata ku sambil
mendengarkan instrumen tadi. Tidak tahu, tiba - tiba mataku mengeluarkan air mata.
Air mata ini mengalir dan menetes pada
bantal ku. Mungkin aku terlalu memikirkan selalu berusaha untuk bersabar dalam
hidup ku yang tanpa penyemangat ini. Air mata yang mengalir dan menetes itu ,
aku husap.
“hah,
laki – laki cemen Lix felix. Sabar dan berusaha adalah sebagian dari usaha
untuk kesuksesan mu esok. Dan juga jangan terpengaruh oleh wanita , wanita yang
selalu membuat kamu sakit hati dan membuat mu hanya jatuh dalah tangga
kesuksesan mu. Maka dari itu teruslah berjalan di tangga sukses mu.” Kata hati
kecil ku sambil mengusapkan air mata di pipi kanan ku.
Aku mulai
bosan lama – kelamaan berbaring akhirnya dan aku beraktivitas untuk mengetik sebuah cerpen ku.
To be continue........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar