Rabu, 01 Juli 2015

my life of my journey on 19 th juny 2015

Liburan yang tak terlupakan.
Jum’at , 19 juni 2015

          Liburan semester pun sudah dimulai sekitar 2 hari sebelum peristiwa ini. Saat itu Adit mengajak aku pergi berlibur dari pada di rumah kita bosen dengan liburan. Dan saat itu aku mulai menemukan seseorang yang dapat menyemangati ku saat aku sedang sedih atau pun luka. Walaupun penyemangat ku yang sekarang itu bukanlah pasangan kasih sayang, tetapi aku dapat merasakan bahwa aku ingin memiliki dia untuk merasakan semangat dalam kasih sayang. Saat itu juga aku mau mengajak penyemangat ku yang  baru itu, tetapi dia sibuk dengan urusan ekstra di sekolahannya. Selain itu, aku juga mengajak Rizki dan Yudi untuk berlibut bersama aku dan Adit, tetapi mereka juga tidak mau dikarenakan malas untuk keluar rumah. Akhirnya aku pun melakukan berlibur itu sama satu sahabatku aja.

          Saat malam menjelang pagi dan kabut merah muncul di angkasa. Aku pun sudah terbangun akan kan ingin sekali berangkat untuk berlibur. Air yang dingin seperti air di kutub pun aku tekat untuk mandi. Walaupun kedinginan tetap aja, terasa hangat di karenakan semangat ku yang membara. Setelah memakai baju dan berhias, aku pun berangkat walaupun matahari masih malu di balik kabut merah tadi. Berangkat dengan mengebut aku kira saat itu waktu yang sangat seru untuk mengawali pagi yang indah ini.

          Bus, mobil, montor  tak menjadi masalah terhalang oleh ku, jika saat aku mengebut. Walaupun mengebut aku juga tetap mematuhi lampu rambu lalu lintas yang ada di jalan.

“huuuuuuuuu, dingin. Enxtrim ! walaupun dingin semangat felix !!!” sambil mengendarai motor dengan mengebut aku mengatakan seperti itu tadi.
          Setelah sampai di rumah Adit, tangan ku kedinginan dan gigi ku mengetuk – ngetuk.

“selamat pagi Dit?” sapa ku dengan santainya.

“ oke, lix. Duduk dulu . aku mau mandi dulu, tadi aku sms mungkin gak kamu balas.” Kata Adit sambil mencari handuknya di dekat ruang tamu.

“ya , hehehe. Masak naik motor suruh sms an Dit, hehehe.” Kata ku sambil tertawa ramah.

          Setelah Adit selesai mandi dan ku lihat matahari sudah muncul menyinari dunia ini. Ku kira rencana berlibur yang ingin melihat matahari terbit di pegunungan pun gagal, tetapi di samping rencana kita gagal. kita juga merencanakan untuk memotret pemandangan disana. Kami pun berangkat dengan rasa santai mengendari sepeda motor. Perjalanan untuk menuju pegunungan yang lumayan lama dan jalan yang extrim itu membuat ku semakin semangat. Di samping itu juga dapat melihat pemandangan di samping kanan kiri kaki bukit pegunungan. Beberapa menit kami sampai di tempat tujuan pertama yaitu di Air terjun.

“iisssst, eksotik Dit. Huuuuuuu!” kataku sambil mengagumi pemandangan.

“ya Lix. Kita santai disini dulu sambil menikmati pemandangan Air terjun dan berfoto di sini. Oke !!!” kata Adit sambil mengacungkan jempol nya.

          
pemandangan Air Terjun yang mengagumkan.

foto kami saat baru datang ke Air terjun



       Dinginnya suasana yang membuatku pusing dan menguap, membuatku bosan. Akhirnya kita tak lama kemudian setelah mengambil foto, kita berangkat mengendarai motor lagi. Tak aku duga saat di jalan juga ada kebun bunga mawar yang indah sekali. Aku dan Adit pun berhenti dan mengambil poto untuk kenangan yang indah.

“huuuu, istimewakan Dit. hampir saja kita melewati kebun yang indah ini dengan begitu saja. Coba aja pasti kecewakan Dit, hehehhehe” kata ku dengan mengacungkan jempol.

“ya, hampir saja kita kecewa. Andai kita berempat sama Rizki dan Yudi. Pasti seru, ya kan Lix?” kata Adit.

“ya, Dit.” kata ku.

           

foto kami saat pemandagan di kebun bunga mawar.


        Melihat kebun bunga yang indah ini, membuatku berfikir. Anda saja penyemangat ku yang baru aku ajak mau, pasti senang sekali. Sedangkan itu aku juga mengingat masa laluku, pastinya aku tak lupa siapa yang menyemangati ku waktu dulu, Elsa lah penyemangatku yang selalu teringat. Alangkah senangnya dia saat ku perlihatkan kebun seperti ini. Kenapa sekarang dia justru menjauh setelah UN yang ia lalui berakir dan kenapa aku tak dapat membalas kebaikan yang ia berikan pada ku dulu. Suara panggilan Adit yang manggilku untuk mengambil fotonya di kebun, membuatku sadar akan lamunan ku. Aku pun bergegas mengambil fotonya dan aku pun juga berfoto di kebun tersebut. Setelah itu, kami pulang dengan senang dan sudah terwujud untuk berlibut di pegunungan. Di perjalanan pulang kami tak lupa mengambil pemandangan di kaki bukit gunung.
 
foto pegunungan yang sangat indah.
Perjalanan pulang yang jauh dan lama membuatku ingat akan elsa lagi saat mengendarai motor.  Padahal dia sudah menjauh tetapi kenapa juga aku masih kefikiran dia. Semoga lain kali aku dapat mengajak dia berlibur dan membahagiakan atas budinya yeng telah menyemangatiku.


          Setelah sampai di rumah Adit, aku beristirahat beberapa menit dan setelah itu aku pulang untuk membantu orang tua ku yang kerja di sawah nanti. Aku tak akan lupa akan peritiwa ini teman dan selalu ku ingat. Selain itu aku juga akan menambahkan peritiwa ini kedalam kumpulan cerpen ku, kawan. Thank’s to my friendship for all happy time.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar