Liburan yang tak terlupakan.
Jum’at , 19 juni 2015
Liburan semester pun sudah
dimulai sekitar 2 hari sebelum peristiwa ini. Saat itu Adit mengajak aku pergi
berlibur dari pada di rumah kita bosen dengan liburan. Dan saat itu aku mulai
menemukan seseorang yang dapat menyemangati ku saat aku sedang sedih atau pun
luka. Walaupun penyemangat ku yang sekarang itu bukanlah pasangan kasih sayang,
tetapi aku dapat merasakan bahwa aku ingin memiliki dia untuk merasakan
semangat dalam kasih sayang. Saat itu juga aku mau mengajak penyemangat ku
yang baru itu, tetapi dia sibuk dengan
urusan ekstra di sekolahannya. Selain itu, aku juga mengajak Rizki dan Yudi
untuk berlibut bersama aku dan Adit, tetapi mereka juga tidak mau dikarenakan
malas untuk keluar rumah. Akhirnya aku pun melakukan berlibur itu sama satu
sahabatku aja.
Saat malam menjelang pagi
dan kabut merah muncul di angkasa. Aku pun sudah terbangun akan kan ingin
sekali berangkat untuk berlibur. Air yang dingin seperti air di kutub pun aku
tekat untuk mandi. Walaupun kedinginan tetap aja, terasa hangat di karenakan
semangat ku yang membara. Setelah memakai baju dan berhias, aku pun berangkat
walaupun matahari masih malu di balik kabut merah tadi. Berangkat dengan
mengebut aku kira saat itu waktu yang sangat seru untuk mengawali pagi yang
indah ini.
Bus, mobil, montor tak menjadi masalah terhalang oleh ku, jika
saat aku mengebut. Walaupun mengebut aku juga tetap mematuhi lampu rambu lalu
lintas yang ada di jalan.
“huuuuuuuuu, dingin. Enxtrim ! walaupun dingin semangat felix !!!” sambil
mengendarai motor dengan mengebut aku mengatakan seperti itu tadi.
Setelah sampai di rumah
Adit, tangan ku kedinginan dan gigi ku mengetuk – ngetuk.
“selamat pagi Dit?” sapa ku dengan santainya.
“ oke, lix. Duduk dulu . aku mau mandi dulu, tadi aku sms mungkin gak kamu
balas.” Kata Adit sambil mencari handuknya di dekat ruang tamu.
“ya , hehehe. Masak naik motor suruh sms an Dit, hehehe.” Kata ku sambil
tertawa ramah.
Setelah Adit selesai mandi
dan ku lihat matahari sudah muncul menyinari dunia ini. Ku kira rencana
berlibur yang ingin melihat matahari terbit di pegunungan pun gagal, tetapi di
samping rencana kita gagal. kita juga merencanakan untuk memotret pemandangan
disana. Kami pun berangkat dengan rasa santai mengendari sepeda motor. Perjalanan
untuk menuju pegunungan yang lumayan lama dan jalan yang extrim itu membuat ku
semakin semangat. Di samping itu juga dapat melihat pemandangan di samping
kanan kiri kaki bukit pegunungan. Beberapa menit kami sampai di tempat tujuan
pertama yaitu di Air terjun.
“iisssst, eksotik Dit. Huuuuuuu!” kataku sambil mengagumi pemandangan.
“ya Lix. Kita santai disini dulu sambil menikmati pemandangan Air terjun
dan berfoto di sini. Oke !!!” kata Adit sambil mengacungkan jempol nya.
pemandangan Air Terjun yang mengagumkan. |
foto kami saat baru datang ke Air terjun |
Dinginnya suasana yang membuatku
pusing dan menguap, membuatku bosan. Akhirnya kita tak lama kemudian setelah
mengambil foto, kita berangkat mengendarai motor lagi. Tak aku duga saat di
jalan juga ada kebun bunga mawar yang indah sekali. Aku dan Adit pun berhenti
dan mengambil poto untuk kenangan yang indah.
“huuuu, istimewakan Dit. hampir saja kita melewati kebun yang indah ini
dengan begitu saja. Coba aja pasti kecewakan Dit, hehehhehe” kata ku dengan
mengacungkan jempol.
“ya, hampir saja kita kecewa. Andai kita berempat sama Rizki dan Yudi.
Pasti seru, ya kan Lix?” kata Adit.
“ya, Dit.” kata ku.
foto kami saat pemandagan di kebun bunga mawar. |
Melihat kebun bunga yang indah ini, membuatku
berfikir. Anda saja penyemangat ku yang baru aku ajak mau, pasti senang sekali.
Sedangkan itu aku juga mengingat masa laluku, pastinya aku tak lupa siapa yang
menyemangati ku waktu dulu, Elsa lah penyemangatku yang selalu teringat.
Alangkah senangnya dia saat ku perlihatkan kebun seperti ini. Kenapa sekarang
dia justru menjauh setelah UN yang ia lalui berakir dan kenapa aku tak dapat membalas
kebaikan yang ia berikan pada ku dulu. Suara panggilan Adit yang manggilku
untuk mengambil fotonya di kebun, membuatku sadar akan lamunan ku. Aku pun
bergegas mengambil fotonya dan aku pun juga berfoto di kebun tersebut. Setelah
itu, kami pulang dengan senang dan sudah terwujud untuk berlibut di pegunungan.
Di perjalanan pulang kami tak lupa mengambil pemandangan di kaki bukit gunung.
Perjalanan pulang yang jauh dan lama membuatku ingat akan elsa lagi saat
mengendarai motor. Padahal dia sudah
menjauh tetapi kenapa juga aku masih kefikiran dia. Semoga lain kali aku dapat
mengajak dia berlibur dan membahagiakan atas budinya yeng telah menyemangatiku.
Setelah sampai di rumah
Adit, aku beristirahat beberapa menit dan setelah itu aku pulang untuk membantu
orang tua ku yang kerja di sawah nanti. Aku tak akan lupa akan peritiwa ini
teman dan selalu ku ingat. Selain itu aku juga akan menambahkan peritiwa ini
kedalam kumpulan cerpen ku, kawan. Thank’s to my friendship for all happy time.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar