Indahnya Persahabatan
Tiada Yang Mendua
Senin ,08 Juni 2015.
Ujian Kenaikan Kelas pun telah aku lewati dengan lancar dan kini ku tinggal
menunggu hasilnya. Setelah Ujan Kenaikan Kelas berakhir aku pun merencanakan
dengan Adit untuk mengerjakan tugas merancang kostum karnival. Tetapi semua itu
nggak terlaksana, sebaliknya kita malah malas untuk mengerjakannya.
Lukisanku poto saat di telkom. |
Sore itu, setelah aku pulang dari sawah habis membantu
orang tua ku, aku pun langsung mandi. Biarpun aku merasa capek dan lelah, aku
tetap semangat dalam melaksanakan tugas. Setelah mandi dan berkaca sejenak, aku
mulai melakukan perjalanan menuju ke rumah Adit. 30 menit kemudian......
“selamat sore, Dit?”
sapaku setelah aku tiba di rumahnya.
“juga, Lix. Silahkan duduk
dulu, aku mau mandi dulu. Soalnya aku belum sempat mandi dari tadi, sebentar ya
Lix.” Jawab Adit.
“ya, Dit. Santai aja !!
ada kertas untuk gambar polanya topinya?” jawab ku.
“ya ini. Ya kamu gambar dulu nanti kita
selesaikan. Aku tak mandi dulu” Jawab Adit.
“oke. Makasih ya ! sini
kertasnya biarku gambarkan polanya.” Kata ku.
Beberapa menit kemudian setelah Adit mandi. Kami pun
menyelesaikan pola tinggal membeli bahan untuk membuatnya.
“ya, gimana nih. Sudah
jadi, tinggal membeli bahannya. Kita minta ke rumah Tika yang bendahara kelas
kita.” Kata ku sambil memegang polanya.
“ heh santai aja kawan.
Jangan tergesa – gesa dulu. Kalau diambil uangnya sekarang tanpa pemberitahuan
pada teman cowok nanti dikirannya kita korupsi. Besok aja kita memberi tahu.
Sekerang kita pergi ke toko untuk menanyakan harga – harga bahan itu.” Kata
Adit.
“gak udah nanya Dit, kita
beli aja dan besok kita jelasin ke Tika untuk membayar dengan uang iuran, untuk membeli bahan yang kita beli nanti.
Gimana Dit?.” Tanyaku pada Adit.
“oke, santai aja! Ayoh
kita bersiap – siap kawan !” kata Adit dengan semangat.
Kami pun berangkat dengan naik motor sambil berbocengan.
Beberapa menit hanphone Adit berdering. Ternyata sms dari Riski yang mengajak
untuk bersantai di Telkom sambil bermain Laptop disana.
“Lix, ni Rizki Sms?” kata
Adit sambil membaca smsnya dalam hati.
“hm, Apa smsnya Dit?”
jawab ku sambil menyetir motor.
“eh, nanti ke Telkom Dit,
gimana mau nggak?” Kata Adit dengan membacakan isi Smsnya Rizki.
“oke. Kita beli dulu
bahannya, nanti kita santai di Telkom.” Kata Ku sambil menyetir motor dijalan.
Setelah kami membeli bahannya, tiba – tiba hujan dan
akhirnya kita menunggu beberapa menit. Setelah hujan reda, kami pun menuju ke
Telkom. Beberapa menit kemudian, kami sudah sampai ke Telkom.
“ Huh, mana Rizki ? Dit.”
Tanyaku pada Adit sambil duduk di teras samping Telkom.
“ gak tahu, mungkin masih
di jalan Lix.” Jawab Adit sambil bermainan laptop.
“eh, suruh mengajak Yudi
juga biar seru. Lagi pula ini peristiwa kita ngumpul bareng. Sebentar lagi kan
kelasnya diacak.” Kata ku sambil iseng menggambar foto temanku.
“ya, ni kamu sms aja pake
Hp ku.” Kata Adit sambil bemain laptop.
Setelah aku sms, kemudian beberapa menit mereka datang.
“eee, Riz?” kataku dengan
melambaikan tangan pada Rizki.
“ oh, ya ! tuh Felix ,
Yud. Dia juga ikut ternyata. Hehehehe.” Jawab Rizki dan sambil bicara dengan Yudi.
“oke. Ayoh kesana Riz.”
Jawab Yudi dengan wajah yang senyum.
“eee. Gimana Riz,
hehehehe. UKKnya mudah?” tanyaku sambil tertawa pada Rizki.
“ lumayan juga menurutku.”
Jawab Rizki.
“besok jadwalnya Fisika di
suruh persentasi kedepan lho, sama Bu Nanik.” Canda ku dengan mereka, Adit
,Rizki, dan Yudi.
“ heh. Jangan Fisika,
sejarah saja enak. Hehehehehe.” Jawab Rizki dengan tertawa.
“huuust. Dah Lix, jangan
di bicara iin. Kita tuh belumn lulus. Kita tuh baru naik kelas. Jadi santai aja
kawan !.” Kata Adit.
“oke, Dit. heh, dit....
gimana lukisanku mirip nggak sama potonya?” tanya ku pada Adit sambil
menunjukan lukisanku.
“idiiiih. Mantap! Mirip
Lix sama potonya!”jawab Adit sambil mengacungkan jempolnya.
“makasih Dit. Padahal ini
aja cuma iseng – iseng doang, Dit.” Kataku ke Adit sambil memperbagus
lukisanku.
“siapa toh yang kamu lukis
tuh Lix?”tanya Riski sambil bermain laptopnya.
“temen segugus waktu kita
MOS dulu, Riz. Masak kamu lupa sih, Riz?”jawabku sambil memperbagus lukisanku.
“hehhehe, ya mungkin aku lupa.”
Jawab Rizki sambil menggaruk kepalanya.
Itulah santai dengan teman itu mengasyikan dan sangat
seru. Disini hidupku terasa netral dan damai akan suasana seperti ini. Suasana
seperti ini tercipta di kala kami terasa bosan di rumah dan juga dikala kita
sedang belajar kelomok.
Hari pun sudah malam aku pulang dengan Adit ke rumah
Adit. Sedangkan Rizki dan Yudi masih bermainan laptop disana. Aku memulangkan
Adit kerumahnya, setelah itu aku pulang dengan santai dan sambil masih
terfikirkan dengan lukisanku tadi. Padahal aku nggak bisa ngelukis dan nggak
bisa menggambar tetapi hampir mirip. Lama – kelamaan sorot lampu truk
menyadarkan fikiranku dan aku menggelengkan kepala, agar tidak melamun lagi.
Aku pulang dengan santai dan sesampai dirumah aku menulis cerpen untuk
istirahat sebentar. Setelah itu, aku bergegas cuci muka dan tidur. Agar besok
tidak kesiangan untuk bangun sekolah seperti biasanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar